Nama Produk :
Petani dan Pisau Kehidupannya
Deskripsi Singkat :
Pengiriman :
JNE Reguler, J&T Express, WAHANA, POS Ind., TIKI
Deskripsi Produk:
HeIns Online,Seorang petani tertangkap polisi sedang membawa senjata tajam. Dengan senapan laras panjang polisi menahan petani tersebut.
Karena tidak tahu menahu tentang apa yang terjadi pada dirinya, maka petani tersebut hanya mengikuti apa yang diperintahkan oleh polisi tersebut. Sedikit takut dan pucat mulai menghantui dirinya karena dinaikkan ke mobil bombe-bombenya polisi. Semua barang bawaan di sita dan dimasukkan dalam satu tempat yang mirip karung tapi lebih modern. Sambil mengumpulkan barang bawan si petani sang polisi bergumam " Ini akan menjadi barang bukti di kantor nanti.". Si petani pun kaget dan tak bisa apa-apa.
Kejadian ini terjadi ketika polisi melakukan sweping senjata tajam di sebuah daerah dengan penduduk mayoritas petani. kebiasaan mereka membawa senjata tajam adalah hal yang sangat biasa dan dia di anggap kebutuhan mendasar.
Setiba di kantor Polisi, para petani di kumpulakan di salah satu sudut rungan, karena merasa takut dan gugup melihat para aparat, mereka tidak berani membantah apa yang akan terjadi selanjutnya. slah satu petani yang di tangkap adalah Kasman lulusan S1 pertanian sebuah PTN di Makassar.
Tibalah masa Interogasi terhadap si petani Kasman.
"Hai kamu?" sang polisi menunjuk Kasman
"Iya pak?" sambut kasman panggilan sang polisi.
"giliranmu masuk kerungan, mau di interogasi" kata sang polisi.
Dengan penuh kecemasan dan sedikit ragu si Petani ini memasuki ruangan Interogasi. Karena tidak biasa berhadapan lansung dengan polisi si petani memperhatikan dengan seksama para polisi yang ada dalam runagan. sekitar 5 atau 6 orang, tapi ada beberapa yang duduk di belakang mejasambil mengutak atik komputernya. entah dia main game atau lagi mengerjakan laporan. maklumlah kebiasaan pegawai kalo lagi berada di depan komputer.
Tudak lama kemudian si petani dipersilahkan duduk di kursi yang telah disediakan oleh polisi. kursinya sedikit kusam dan berkarat. "Setidak mampu inikah para polisi hingga lebih nyamanbduduk di kebun daripada di ruang kantor ini. tak lama kemudian sang plisi bertanya.
"Nama?". Mulai bertanya.
"Kasman Pak" Jawab si petani.
"Umur?" lanjut bertanya.
sambil mengetik dengan 2 jari telunjuk seperti menggunakan Mesin tim jam dahulu. sebenarnya sangat lucu sih tapi setidaknya mereka mengikuti perkembangan teknologi masa kini. setelah itu, karena melamun maka kembali saya di tanya oleh sang polisi.
"Umur?". bertanya kembali.
"Fadil pak". jawabnya
"Umur". kembali bertanya sambil mengetik pake 2 jari.. heheheh
"50 Tahun pak". jawabnya
"Sudah berkeluarga?".lanjutnya.
"iya pak, sudah ada isteri ". jawabnya.
"Ada anak dan umur berapa?"lanjut bertanya.
"5 oroang pak, paling tua 30 tahun pak, anak terakhir 10 tahun pak". jawabnya denga lugu.
"tiga orang lagi?". kembali bernya.
"3 orang sudah meninggal pak". jawabnya.
"jadi kamu punya anak dua ya?". tanya polisi.
"anak saya 5 pak 3 meninggal, bukan 2 pak". jawabnya.
Polisi tersebut terdiam sejenak lalu kembali berkata "Nyolok saja, jawab saja pertanyaannya dan tidah usah membantah". dengan nada tinggi.
"Kenapa bawa senjata tajam, apa bapak tidak tahu kalau ada aturan bagi yang membawa senjata tajam akan mendapatkan hukuman?"tanya sang polisi.
"itulah yang menghidupi saya, istri dan anak-anak saya pak". Jawab si petani.
"Tapi tetap tidak dibolehkan, karena membahayakan orang lain". Bantah polisi tersebut dengan nada tinggi.
"Saya punya pisau tidak mematikan pak, tapi menghidupkan. Beda dengan senjata bapak yang bisa membunuh orang lain, itu lebih berbahaya pak". kata si petani.
"Kalau senjata saya itu ada di tangan yang benar, jadi tidak akan membahayakan orang lain". kata polisi itu.
"Sama pak, senjata saya juga ada di tangan yang tepat, jadi tidak membahayakan orang lain". kata petani tersebut.
"Banyak alasan kamu, mana ada pisau menghidupkan, apa itu benda keramat ya bisa menghidupkan?".%#^#%#^.. polisi
"saya sudah bertahun-tahun menggunakan senjata tajam pak dan bukan hanya saya petani lain juga sudah dari nenek moyan mereka menggunakan parang. dan samapi saat ini belum ada yang mati oleh parang saya pak, kecuali rumput liar. jelas si petani.
tapi karena terlanjur tertangkap, maka si polisi enggang kalah dengan apa yang menajdi kealahan si petani dengan membawa senjata tajam. polisi menganggap bahwa itu sangat berbahaya. padahal dalam kehidupan petani tidak akan ada kehidupan tanpa senjata tajam. perdebatan semakin panjang dan alot sampai akhirnya si polisibangkit dan menantang si petani.
"mana ada senjata tajam menghidupkan. senjata tajam itu mematikan dan berbahaya. cetus polisi
"pisau para petani itu hebat pak. dengan senjatanya dia menghidupkan bapak dan memberi makan anak isteri bapak. kalau tidak ada petani bapak mau dapat sayur dan beras dari mana?. skarang bukan jaman batu pak, skarang jaman modern dan bapak harus akui itu'. jelas si petani
"jadi pisau siaa yang bisa menghidupkan?. tantang sang polisi.
"Pisauku dan pisau-pisau petani lain pak yang bisa menghidupkan. Bapak kalu tidak percaya kita ke lapangan dan saya akan membuktikan kata-kata saya". petani menantang polisi tersebut.
"Ok, sambil memanggil teman-teman polisinya". kami di ajak ke lapangan dan di serahkanlah senjata kami masing-masing tapi dengan penjagaan ketat dari para polisi yang bersenjata laras panjang tersebut.
"Ayo buktikan sekarang". Perintahnya.
Tanpa ragu-ragu petani tersebut mulai memotong 1, 2 sampai 3 tangkai tanaman mangga yang ada di sekitar kantor polisi tersebut, Dengan kecakapan dan kecepatan berfikir si petani melirik bibit tanaman di sekitar kantor yang tumbuh liar. Petani yang lain juga mencari tanaman lain, ada puring, kembang kertas dan lain-lain.
Mereka mulai mempraktekkan menyambung dan stek tanamn mangga, puring, kembang kertas dll kepada polisi. Hanya beberapa menit saja semua sudah jadi.. heheh kaya pelatihan PERTANIAN di kantor polisi saja. si petani tertawa dalam hati.
"Ini buktinya pak, senjata kami bisa menghidupkan dan beginilah senjata yang ada di tangan yang tepat". kata si petani.
Semua polisi terdiam dan mulai menurunkan senjatanya. Sang KOMANDAN datang dan meminta maaf, malah kami di ajak membenahi dan membersihkan kantornya. heheh. Setelah semuanya beres kami di anatar pulang pakai kijang inova. Bebas hukuman... hehehe.... Keren.
Mari kita bersahabat...
About fadil
This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
Temukan Kami di FACEBOOK
Temukan Kami di Bukalapak
Temukan Kami di INSTAGRAM
Temukan Kami di SHOPEE
Temukan Kami di TOKOPEDIA